Pengaruh Aplikasi Rhizobium Dan Pupuk NPK, Bokashi Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L Merrill) Pada Tanah Gambut
Article History
Submited : February 9, 2021
Published : April 25, 2019
Permasalahan kedelai di Indonesia adalah tidak terpenuhi kebutuhan dalam negeri karena produktivitas yang rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkannya melalui pemberian Rhizobium, pupuk NPK dan bokashi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian Rhizobium, pupuk NPK dan bokashi pada tanah gambut terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per polong, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji, dan jumlah bintil akar. Metode Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan tiga ulangan yaitu faktor pertama tanpa Rhizobium (RO) dan dengan Rhizobium (R1) Rhizobium diberikan bersamaan saat tanam dengan cara mencampurkan benih dengan Rhizobium dengan dosis 20 g legin/kg benih. Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK dan pupuk bokashi yang terdiri dari atas 4 taraf 0 kg/ha (PO) 25 kg/ha (P1), 50 kg/ha (P2) dan 75 kg/ha (P3) dan pemberian pupuk bokashi dengan dosis 2 ton/ha (P4). Hasil penelitian menunjukan terdapat interaksi Rhisobium dengan pupuk NPK dosis 20 kg/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per tanaman dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah biji per polong, bobot 100 biji dan jumlah bintil akar. Interaksi Rhizobium dengan pupuk NPK dosis 50 kg/ha berpengaruh nyata serta memberikan hasil terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per polong, jumlah biji per tanaman, jumlah bintil akar dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan bobot 100 biji. Interaksi Rhizobium dengan pupuk NPK dosis 75 kg/ha berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong biji per tanaman dan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, jumlah biji per polong, bobot 100 biji dan jumlah bintil akar. Interkasi Rhizobium dengan pupuk bokashi 2 ton/ha berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah biji per tanaman dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot 100 biji dan jumlah bintil akar.
Andrianto,T.T dan N. Indarto, 2004. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Cetakan Pertama. Penerbit Absolut, Yokyakarta. Hal:18, 35 dan 37.
Azizah, 2011. Pengaruh Tiga Inokulan Bakteri Rhizobium terhadap Pertumbuhan Bintil Akar Tanaman Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai.
Badan Pusat Statistik. 2002. Survei Pertanian, Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Sumatera Barat. Padang
Cahyono, B. 2007. Kedelai (Teknik Budidaya dan Analisis Usahat Tani). Aneka ilmu, Semarang. 153 hlm
Gardner, F.P. Pearce, R.B. dan Mithchell, R.L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Alih bahasa oleh Susilo, H UI Press Jakarta
Hadie, J., B. Guritno, H.T. Sebayang dan E. Handayanto. 2009. Keragaan Kacang Tunggak pada Pembubuhan Bahan Organik kai apu (Salvina natans) dan urea di lahan lebak. Agroscientiae, 3(16):2014-213
Hant, P.G.R.E. Sojka, Y.A. Matheny and A.G. Wohn. 1985. Soybean Response to Rhizobium Japonicum. Orientation and Irigation. Agron J. 77(5)
Jumrawati, 2010. Efektifitas Inokulasi Rhizobium sp. Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai pada Tanah Jenuh Air. Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah
Kati., D.S.P.S.Sembiring., N,K, Sihalolo. 2017. Peranan Pupuk Rhizobium dan Pupuk NPK Majemuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai. Serambi Saintia 5(2): 22-34
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Lakitan, B. 2008. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. Second edition. Academic Press.
Mayani, N. dan Hapsoh. 2011. Potensi Rhizobium dan Pupuk Urea untuk meningkatkan Produksi Kedelai (Glycine Max (L) pada Lahan Bekas Sawah. Ilmu Pertanian Kultivar, 5(2). 67-65.
Mulyadi, A. 2012. Pengaruh Pemberian Legin, Pupuk NPK (15:15:15) dan Urea pada Tanah Gambut terhadap kandungan N, P Total Pucuk dan Bintil Akar Kedelai (Glycine max. (L). Merril) Kaunia, 8(1): 21-29.
Mulyani, S.E.S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius. Yokyakarta. 325 hal.
Permanasari, I., M.Irfan., Abizar. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Kedelai dengan Pemberian Rhizobium dan Pupuk Urea pada Media Gambut. Jurnal Agroteknologi 5 (1): 29-34.
Puslitbangtan, 2012. Penggunaan Bakteri Rhizobium untuk Peningkatan Hasil Kedelai. Bogor.
Rahmadani, E. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine Max. (L). Merril). Terhadap Perbedaan Waktu Tanam dan Inokulasi Rhizobium. Seminar Hasil. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan
Risnawati 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea dan Beberapa Formula Pupuk Hayati Rhizobium terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L). Merril) di Tanah Masam Ultisol. Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Samuli, L. O. Karimuna, L. Sabaruddin, L. 2012. Produksi Kedelai (Glycine max (L). Merril ) pada Berbagai Dosis Bokashi Kotoran Sapi. Berkala Penelitian Agronomi Oktober Vo.1,(2): 145-147.
Suharjo, U. K. J. 2001. Efektivitas Nodulasi Rhizobium Japanicum pada Kedelai yang Tumbuh di Tanah Sisa Inokulasi dan Tanah dengan Inokulasi Tambahan. Jurnal Ilmu Pertanian 3 (1): 3-35.
Sutedjo, M..M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta Jakarta.
Sutedjo, M..M., A.G. Kartasapoetra dan S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Penerbit Rineka Cipta Jakarta.
Wilkins, M.B. 1984. Advanced Plant Physiology. Pitman. Publishing. Inc. Plain Streer. Mrrshfield, Massachucetts. London. 510 hal.