Eksplorasi Cendawan Jamur Kontaminan Pada Biji Kakao Kering (Theobroma cacao L.)

Article History

Submited : Januari 10, 2023
Published : April 13, 2023

Eksplorasi cendawan kontaminan pada biji kakao kering perlu dilakukan sebagai bentuk penanganan pascapanen untuk menentukan kualitas biji kakao kering, mengingat komoditi ini diproses langsung menjadi bahan pangan sehingga seharusnya bebas dari cemaran cendawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cendawan kontaminan yang terdapat pada biji kakao kering dan persentase serangan cendawan terhadap biji kakao di 5 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode stratified random sampling dan survei menggunakan literatur Pitt and Hocking (2009). Tahapan  isolasi  dilakukan pada media PDA. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat 27 isolat cendawan dari tahapan isolasi terdiri dari 1 genus dan 4 spesies yakni Aspergillus flavus, A. restrictus, A. niger, dan A. chevalieri. Tersebar di Kecamatan Kulawi sebesar 100%, Kecamatan Kulawi Selatan sebesar 100%, Kecamatan Dolo sebesar 100%, Palolo sebesar 88,8%, dan Kecamatan Pipikoro sebesar 70,3%.

Afriyeni, Y., Nasir, N., Periadnadi, dan Jumjunidang. (2013). Jenis-Jenis Jamur Pada Pembusukan Buah Kakao (Theobroma cacao, L.) Di Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 2 (2), 124-129.

Ahmad, Z. R. (2009). Cemaran Kapang Pada Pakan Dan Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertania. 28 (1), 15-22.

Amin, S. 2006. Biji Kakao di Jemur atau di Keringkan. Direktorat Teknologi Proses Industri-BPP Teknologi. Jember.

Arifin, B., Afrizal, A., Hasnirwan, H., dan Rinaldo, R. (2017). Isolasi Flavonoid Dari Biji Kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Zarah. 5 (2), 48-51.

Ariyanti, M., dan Suprapti, S. (2018). Cemaran Mikrobiologis Biji Kakao Asal Sulawesi Barat Dan Tenggara Dan Kaitannya Dengan Keamanan Pangan. Jurnal Standardisasi. 18 (1), 52 – 60.

Asrul, A. (2009). Populasi Jamur Mikotoksigenik dan Kandungan Aflatoksin Pada Beberapa Contoh Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Asal Sulawesi Tengah. J. Agroland. 16 (3), 258-267.

Baharudin, Purwantara, A., Ilya, S., dan Suhartanto, R. M. (2012). Isolasi Dan Identifikasi Cendawan Terbawa Benih Kakao Hibrida. Jurnal Littri. 18 (1), 40 – 46.

Copetti, V. M., Iamanaka, T. B., Pitt, I. J., and Taniwaki, H. M. (2014). Fungi And Mycotoxins Ini Cocoa: From Farm To Chocolate. Int. J. Food Microb. 178, 13-20.
Dharmaputra, S. O., Sunjaya, Retnowati, I., and Ambarwati, S. (2000). Stored Cocoa Beans Quality Affected By Fermentation And Ephestia Cautella Walker (Lepidoptera: Phycitidae) Infestation. Biotropia. 15, 58-75.

Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. (2014). Statistik Perkebunan Indonesia 2013- 2015 Kakao. Jakarta.

Fried, H. G., and Hademenos, J. G. (2005). Biologi, Edisi Kedua. Jakarta: Pt Gelora Aksara Pratama.

Hatmi, R. U., & Rustijarno, S. (2012). Teknologi Pengolahan Biji Kakao Menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. BPTP Yogyakarta.

Hayati, R., Yusmanizar, dan Fauzi, H. M. (2012). Kajian Fermentasi Dan Suhu Pengeringan Pada Mutu Kakao (Theobroma cacao L.) Jtep Jurnal Keteknikan Pertanian. 26 (2), 129-135.

Jumiati, J. (2018). Analisis Mutu Kimia dan Patologis Pada Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Dengan Wadah Dan Masa Simpan Yang Berbeda. J. Sains Dan Teknologi Pangan. 3 (5), 1601-1614.

Kayaputri, L. I., Sumanti, M. D., Djali, M., Indiarto, R., dan Dewi, L. D. (2014). Kajian Fitokimia Ekstrak Kulit Biji Kakao (Theobroma cacao L.). Chimica Et Natura Acta. 2 (1). 83-90.

Kusmiah, N. (2018). Pengaruh Kondisi Penyimpanan Dan Kadar Air Awal Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur. Jurnal Ilmu Pertanian Universitas Al Asyariah Mandar. 3 (1), 23-27.

Mayrowani, H. (2013). Kebijakan penyediaan teknologi pascapanen kopi dan masalah pengembangannya.
Mounjouenpou, P., Gueule, D., Tachon, F. A., Guyot, B., Tondje, R. P., and Guiraud, P. J. (2008). Filamentous Fungi Producing Ochratoxin Aduring Cocoa Processing In Cameroon. International Journal Of Food Microbiology. 121 (2), 234-241.

Nugroho, H. N. (2008). Analisis daya saing Biji Kakao Indonesia Di Pasar Dunia. J-Sep. 2 (3), 72-85.

Pitt, I. J., and Hocking, D. A. (1997). Jamur dan Kerusakan Makanan, Edisi Ke-2. Australia: Blackie Academic & International.

Pitt, I. J., and Hocking, D. A. (2009). Jamur dan Kerusakan Makanan, Edisi Ke-3. Australia: Blackie Academic & International.

Rahmadewi, M. Y., dan Darmadji, P. (2018). Evaluasi Sensoris Coklat Batang Dari Biji Kakao Rakyat Dengan Kondisi Dan Pengeringan Yang Berbeda. Jurnal Dunia Gizi. 2 (1), 56-62.

Ramlah, S. (2016). Karakteristik Mutu Dan Cita Rasa Cokelat Kaya Polifenol. Jurnal Industri Hasil Perkebunan. 11 (1), 23-32.

Said, A., Handayani, I., dan Sennang, N. (2016). Jamur Di Peralatan Neonatal Intensive Care Unit. Indonesia Journal Of Clinical Pathology And Medical Laboratory. 20 (3), 216-218.

Tambingsila, M. dan Rudias. (2015). Isolasi Dan Identifikasi Cendawan Berguna Asal Poso Potensinya Sebagai Agens Pengendali Serangga Hama. Jurnal Agropet. 12 (1), 23-30.

Tambunan, R. L., Proborini, M., dan Astiti, A. P. (2018). Eksplorasi Spatial Dan Identifikasi Cendawan Endofit Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Bali. Jurnal Simbiosis. 6 (1), 1-6.

Wangge, A. S. E., Suprapta, N. D., dan Wirya, S. A. N. G. (2012). Isolasi Dan Identifikasi Jamur Penghasil Mikotoksin Pada Biji Kakao Kering Yang Dihasilkan Di Flores. J. Agric. Sci. and Biotechnol, 1 (1), 39-47.

Wood, G. A. R, and R.A. Lass. (1975). Cocoa Tropical Agriculture Series, Edisi ke-4: New York. Longmans.