PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU (Allium wakegi Araki) DENGAN WAKTU TANAM BERBEDA DIANTARA TANAMAN CABAI SEBAGAI TANAMAN PAGAR

Article History

Submited : March 18, 2024
Published : April 24, 2024

Bawang merah varietas Lembah Palu merupakan salah satu komoditas unggulan di Sulawesi Tengah karena merupakan bahan baku industri bawang goreng yang telah menjadi ciri khas Sulawesi Tengah khususnya kota Palu. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan produktifitas tanaman bawang merah Varietas Lembah Palu perlu dilakukannya tehnik budidaya tumpangsari, sehingga kita dapat membandingkan sistem yang efektif untuk digunakan dalam tehnik budidaya tanaman bawang merah lembah palu. Penggunaan tanaman bawang merah sangat cocok untuk ditumpangsarikan dengan tanaman cabe, pada cabe varietas dewata F1. Hal ini karena kedua tanaman tersebut memiliki harga ekonomis yang tinggi. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah yang ditanam dengan waktu tanam berbeda diantara tanaman cabe sebagai tanaman pagar. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bulupountu Jaya, Desa Oloboju, Kacamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawasi Tengah. Penelitian ini berlangsung pada bulan September 2019 sampai dengan November 2019. Alat yang digunakan yaitu traktor, cangkul, sekop, ember, timbangan, meteran atau penggaris, kamera, dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih bawang merah varietas lembah palu, benih cabe varietas dewata F1, pupuk organik (bokashi kotoran sapi), pupuk NPK, dan menggunakan mulsa plastik hitam perak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pengelompokan berdasarkan ukuran bibit bawang merah, ulangan 1 ukuran bibit sangat besar, ulangan 2 ukuran bibit besar, ulangan 3 ukuran bibit sedang, ulangan 4 ukuran bibit kecil, dan diulang 4 kali dengan rincian sebagai berikut : T1 : ditanam bersamaan dengan saat tanaman cabe, T2 : ditanam 7 hari setelah tanam cabe, T3 : ditanam 14 hari setelah tanam cabe dan T4 : ditanam 21 hari setelah tanam cabe. Dengan demikian terdapat 4 level perlakuan waktu tanam dan setiap perlakuan diulang 4 kali, sehingga secara keseluruhan terdapat 16 petak percoban. Hasil penelitan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan waktu tanam yang berbeda bawang merah varietas lembah palu diantara tanaman cabai tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar akar, berat kering akar, berat segar daun, berat kering daun, jumlah umbi per rumpun, diameter umbi dan hasil umbi per hektar. Sedangkan pada variabel pengamatan panjang umbi memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas Lembah Palu.

Ansar M., Bahrudin. & Prastyawan D. (2019). Pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah varietas lembah palu dengan pola tanam berbeda di antara tanaman cabai. Bomba. 1(1). 7–11.
Dinas Pertanian Sulawesi Tengah. 2009. Standart Operation Procedure (SOP) Budidaya Bawang Merah. Dinas Pertanian Profinsi Sulawesi Tengah. Palu.


Dinas Pertanian Sulawesi Tengah. 2012. Standard operation procedure (SOP) Budidaya Bawang Merah Varietas Palu, Dinas Pertanian Profinsi Sulawesi Tengah. Palu.

Gunadi, N, 2009, Membuat Kalium Sulfat dan Kalium Klorida Sebagai Sumber Pupuk pada Tanaman Bawang Merah J, Hort, 19(2) : 174-185.

Harpenas 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Herlina N. 2011. Kajian Variasi Jarak dan Waktu Tanam Jagung Manis Dalam Sistem Tumpang Sari Jagung Manis (Zea mays saccarata) dan KacangTanah (Arachis hypogeal L.). Jurnal Pasca Sarjana Universitas Andalas Padang. (1). 1-8.

Maemunah, 2010, Viabilitas dan Vigor Benih Bawang Merah Pada Beberapa Varietas Setelah Penyimpanan, Jurnal agroland 17(1) : 18-22.
Rosmaria G. 2002. Nilai Produksi Lahan dan Indeks Persaingan Tumpangsari Bawang Merah Dangan Cabai Merah Pada Tingkat Pemupukan yang Berbeda. [Skipsi]. Program Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

Rosliani R. 2005. Pengatur Waktu Tanam dan Zat Pengatur Tumbuh Mepiquat Klorida Terhadap Pembungaan dan Pembijian Bawang Merah. Jurnal Horti. 15(3) : 192-198.

Suandi. 2005. Pengaruh Kompos. Pupuk Nitrogen dan Kalium Pada Cabai Yang Ditanam Tumpanggilir dengan Tanaman Bawang Merah. Jurnal Hort. 14(1) : 1-6.

Untung K. 2006. Pengantar Pengolahan Hama Terpadu (2nd ed.) Yogyakarta. Universitas Gajah Madah.

Widiastuti. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Iklim Mikro Dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. diakses tanggal 23 Juni 2020.

Wahyudi dan M, Topan, 2011, Panen Cabai Dipekarangan Rumah, PT Agromedia Pustaka, Jakarta.

Santika, A. 2002. Agribisnis Cabai. PT Penebar Swadaya. Jakarta.


Yaqin N. A. N., Azizah, dan Soelistyono. 2015. Peramalan waktu Panen Tiga Varietas Tanaman Bawang Merah (Allium Ascolonicium L) Berbasis Heat Unit Pada Berbagai Kerapatan Tanaman. Jurnal Produksi Tanaman. 3(5) : 433-441.
Rafik, M., & Ansar, M. (2024). PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU (Allium wakegi Araki) DENGAN WAKTU TANAM BERBEDA DIANTARA TANAMAN CABAI SEBAGAI TANAMAN PAGAR. AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 12(2). https://doi.org/10.22487/agrotekbis.v12i2.2114
Fulltext