EFEKTIVITAS BAKTERI Bacillus sp. TERHADAP Pectobacterium carotovorum PENYEBAB PENYAKIT BUSUK LUNAK PADA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea L.)
Article History
Submited : March 18, 2024
Published : October 28, 2024
Penilitian ini bertujuan untuk menentukan Efektifitas Bacillus sp. yang tepat untuk mampu mengendalikan bakteri Pectobacterium Carotovorum. Penelitian ini di lakasanakan di Laboratorium Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu, dan di Screen House Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu, Pelaksanakan penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2022 sampai selesai. Desain penilitian yang digunakan yaitu sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda nyata Terkecil) dengan 4 perlakuaan B0 = Konsetrasi Bacillus sp 10-3 cfu/ml, B1= Konsetrasi Bacillus sp 10-5 cfu/ml, B2= Konsentrasi Bacillus sp 10-7 cfu/ml, dan B3= Konsentrasi Bacillus sp 10-9 cfu/ml. Dengan 4 ulangan sehingga terdapat 16 unit percobaan. Angka yang diikuti notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%. Variabel pengamatan meliputi keparahan penyakit, tinggi tanaman sawi, dan banyak daun tanaman sawi. Keparahan penyakit Menunjukkan presentase penyakit tertinggi terdapat pada konsentrasi 10⁻⁹ dengan persentase 11.75%, Sedangkan keparahan penyakit yang terendah terdapat pada konsentrasi 10⁻ᶾ dengan persentase 1.00. Diketahui bahwa persentase semua jenis perlakuaan memiliki keparahan penyakit serangan cukup rendah. Hal ini menandakan bahwa penggunan Konsentrasi Bacillus sp. Mampu menekan keparahan Pectobacterium carotovorum. Presentase tinggi daun sawi menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuaan konsentrasi 10⁻ᶾ dengan nilai rata-rata 17.63 cm. Sedangkan nilai rata-rata tinggi tanaman terendah terdapat pada konsentrasi 10⁻⁹ dengan nilai rata-rata 11.93 cm dan Presentase jumlah daun menunjukkan rata-rata jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuaan 10⁻ᶾ dan 10⁻⁵ dengan nilai rata-rata 5.75. Sedangkan jumlah daun yang paling sedikit menunjukkan nilai rata-rata terdapat pada perlakuaan 10⁻⁷ dengan nilai rata-rata 4.00. dan presentase.
Arwiyanto, T dan I. Hartana. 1999. Pengendalian Hayati Penyakit Layu BakteriTembakau. Percobaan di Rumah Kaca. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 5(1):44-60.
Ayu, G.,sutariati, K.,Rakian ,T,C, Sopacuan,N., &Mudi.L.A. 2014 kajian potensi Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman yang Diisolasi dari Rizosfer Padi Sehat . Agroteknos. 4(2):71-77.
Benhamou, N.,JW Kloepper, A.Q., Hallmann, S. Tuzun. 1996. Introduction of Defencerelated Ultrastructural Modification in Pea Root Tissues Inoculated with Endophytic Bacterial. Plant Physiology. 35 (4):1044-1051.
Bustaman, H. 2006. Seleksi Mikroba Rizosfer Antagonis Terhadap Bakteri Ralstonia solanacearum Penyebeb Penyakit Layu Bakteri pada Tanaman Jahe di Lahan Tertindas. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8 (1):12-18.
CIBA-GEIGY. 1997.Field Trial Manual Basle. Switzerland.
Cook, R.J. and K.F. Baker 1989. The Nature and Practice of Biological Control of Plant Pathogens. APS Press, St.Paul Minnessota. 505 pp.
Desmawati. 2006, Pemanfaatan Plant growth promoting Rhizobacterial (PGPR) Prospek yang Menjadikan dalam Berusaha Tani Tanaman Hortikultura. Direktoralt Perlindungan Tanaman Hortikultura, Jakarta. Diakses Tanggal 16 januari 2021.
Fairhurst, T.H.C. Witt, R.J.Buresh, and A Dobermann. 2007. Rice: A Practical Guide to Nutrient Manggement, Manila (PH): Inernatioanal Rice Research Institute, Znd Edition, 48p.
Goto. M. 1992. Fundamentals ofBacterial plant pathology.Acad.pres.Inc., Tokyo, Japan. 2(8):342-345.
Habazar, T. 1993. Bioteknologi Dalam Menunjang Program Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu. Penelitian Bidang Bioteknologi. Depdikbud Dikti.Cisarua. Bogor. 15-18 November.
Jannah. D.C.2005. Aplikasi Lama Perendaman PGPR dan Pemangkasan Pupuk Terhadap Produksi Mentimun (curcumis sativus L)., Skripsi Fakultas pertanian.Universitas Tadulako.
Olivera, F C., R. C. Geruza, S. M. Amanda, A.S Andre, dan B. Adriano. 2006. Bacteriocinlike Substance Inhibits Potato Soft Rot Caused by Pectobacterium Carotovorum.canadia journal of microbiology.77(5): 533-539.
Romi dan Wahyudin (2016) Studi Kondisi Sanitasi dengan Kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Panakukkukang Kota Makassar, Jurnal penelitian. 2 (2): 43-41.
Semangun, H. 1994. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sihombing, D. 2009. Biopestisida Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Hias. Warta Penilitian dan Pengembangan pertanian. 31(3):25-45.
Suhastyo, AS., Iswandi A., Dwi Andreas S., dan Yulin Lestari. 2013. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal (MOL) yang digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice Intensification). Sainteka. 10(2) : 30 – 40.
Supriadi. 206. Analisis Resiko Agens Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada Tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. 25(3):23-29.
Vasundevan P., M.S. Reddy., S Kavitha., P .velusamy., and R.S.D paulraj.2002. Role of Biological Prepation in Enhancement of Rice Seeding growth and grain yield. Curr.sci.8(3): 40-43.
Yaganza, E.S., D. Rioux and M. Simard. 2004. Ultrastructural Altterations of Pectobacterium Carotovorum subsp. Atroseptical Caused by Treatment with Aluminium Chloride and Sodium Metabisulfite. Americans Society for Microbiology. 70(11):68-88.