PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN TANAH BERGARAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium Ascolanicum L.)

Article History

Submited : November 18, 2024
Published : December 17, 2024

Bawang  merah  varietas  lembah  Palu  (Allium  ascalonicum  L.)  merupakan  salah satu komoditas sayuran unggulan yang sudah lama diusahakan oleh petani di Sulawesi Tengah.  Penelitian  telah  dilaksanakan  di  screen  house  Ilmu tanah dan laboratorium ilmu tanah untuk analisis tanah, Akademik Fakultas  Pertanian,  Universitas  Tadulako,  Palu.  Pada  bulan  April  sampai   Mei  2019.  Penelitian  menggunakan  Rancangan  Acak  Kelompok  dengan  perlakuan  ini  dengan  melapisi  tanah  nonsalin  dengan  tanah  non salin,  dengan  lapisan  tanah  nonsalin  yaitu  0/kontrol,  5,10,  15,  20,  25 cm dan  masing-masing  perlakuan  di  ulang  3  kali.  Hasil  sidik  ragam  yang  berpengaruh nyata  dilanjutkan  dengan  uji  lanjut  Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Parameter yang diamati antara lain  Tinggi  tanaman,  dan  Jumlah  daun.   Hasil  penelitian  menunjukkan bahwa  penambahan lapisan tanah non salin  memberikan pengaruh sangat nyata terhadap semua  parameter  yang  diamati.  Lapisan  tanah  non  salin  25cm  adalah  dosis  lapisan  tanah  non salin  yang  sangat  baik  bagi  pertumbuhan  tanaman  bawang merah  lembah  palu.  Nila rata-rata  setiap  pengamatan  yaitu  pada  pengamatan  Tinggi tanaman  dan  Jumlah daun pada perlakuan  B3, B4, dan B5 memberikan pengaruh berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Aksi Agri Kanisius. 1998. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta 146 hal.
Anna 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Bagian Timur. Ujung Pandang.
Beare, M.H, M.L.Cabera, P.F. Hendrix, And D.C. Coleman. 1994. Aggregate protesced and unprotectedorganic matter pools in conventional and no tillage soils. Soil. Sci. Soc. Am. J.58:786-795.
Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Candrabarata. 2011. Konservasi dan Reklamasi Tanah Garam. Kalimantan Tengah. Universitas Palangka Raya.
Crowder, L.,V. 1986. Genetika Tumbuhan. Terjemahan Lilik Kusdiarti. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Deptan. 2007. Prospek Arah Pengembangan Agribisnis Bawang merah.
FAO Bulletin 2020. Guidelines Toron Tram Plant Nutition And Demonstrasions. Rome
Hardjowigeno. 2005. Konservasi dan Reklamasi Lahan. Manado. Universitas San Ratulangi.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Gramedia. Jakarta.
Muyasir. 1998. Pengujian Tinggkat Donis Natrium Dari Sipramin Pada Beberapa Sifat Fisik. Gramedia. Jakarta.
Nyoman, I. 2013. Bahan Kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan www.fp.unud.ac.id.[di unduh Tgl.10 Desember 2013].
Rahayu, E dan Berliin, N. 1994. Bawang Merah.Penebar Swadaya. 221 hal Rukmana. 2001. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Bawang Merah. Kanisius Yogyakarta.
Rukmana. 2001. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Bawang Merah. Kanisius Yogyakarta.
Samadi dan Cahyono. 2000. Intensifikasi Budidaya Bawang Merah Kanisius. Yogyakarta.
Suhaeni, N. 2007. Petunjuk Praktis Menanam Bawang Merah. Jember 115 hal.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Penerbit Kanisius: Yogyakarta Syakir, M., Nur Maslahah., dan M. Januwati. 2008. Pengaruh Salinitas Terhadap Pertumbuhan, Produksi Dan Mutu Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Bul. Littro Vol XIX No. 2 Hal 129-137.
Wibowo, S. 2009. Budidaya Bawang. Penebar Swadaya. 106 hal.
Dg. Nyomba, S., & Patadungan, Y. (2024). PENGARUH TINGKAT KEDALAMAN TANAH BERGARAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG MERAH (Allium Ascolanicum L.). AGROTEKBIS : JURNAL ILMU PERTANIAN (e-Journal), 12(6). https://doi.org/10.22487/agrotekbis.v12i6.2389
Fulltext