IDENTIFIKASI DAN UJI KEMAMPUAN MELARUTKAN FOSFAT FUNGI PELARUT FOSFAT DARI RHIZOSFER TANAMAN NILAM (Pogestemon cablin Benth.) DI DESA MAKMUR KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI
Article History
Submited : September 1, 2022
Published : August 1, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi dan kemampuan melarutkan fosfat isolat fungi pelarut fosfat yang di isolasi dari rhizosfer tanaman nilam (pogestemon cablin Benth.). Penelitian dilaksanakan dari bulan September sampai Oktober 2019. Sampel rhizosfer tanaman Nilam diambil di Desa Makmur, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Isolasi fungi pelarut fosfat di lakukan di Laboratorium Unit Ilmu Tanah, di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Dari puluhan isolat fungi pelarut fosfat yang teridentifikasi di cawan petri maka dipilih 5 isolat berdasarkan warna dan bentuk isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat dengan simbol Ndl-1 memiliki kemampuan melarutkan fosfat tertinggi sebesar 38, 5040 ppm diikuti isolat dengan simbol Nks-4 sebesar 33, 2360 ppm, isolat dengan simbol Nbs-2 sebesar 32, 5850 ppm, isolat dengan simbol Ndl-3 sebesar 31, 4160 ppm sedangkan isolat dengan simbol Nbs-5 memiliki kemampuan melarutkan fosfat terendah sebesar 24, 2520 ppm.
Alexander, et al. 2006. Global Observed Changes In daily Climate Extreme of Temperature and Precipitation, J. Geppy, Vol. (111) 1 : 18-23.
Barroso CD, Pereira GT, Nahas E. 2006. Solubilization og CaHPO4 and AlPO4 by Aspergillus Niger in Culture Media with Different Carbon and Nitrogen Sources. Brazilian J Microbio Vol. (100 37:434-438.
Chanway, C.P. 1997. Inoculation Of Tree Roots With Plant Growth Promoting Bacteria: An Emerging Technologi For Reforestation . Forest Science Vd4 (3) : 96-112.
Chen, Y.P., Rekha, P.D., Arun, A.B., Shen,F.T., Lai, W.A. and Young,
C.C. 2006. Phospate Solubilizing Bacteria from Subtropical Soil and Their Tricalcium Phospate Solubilizing Abilites. Applied Soil Ecology Vol. 3 (4) : 33-41.
Efendi, T. 1999. Jamur Entomopatogen Asal Tanah Lebak di Sumatera Selatan dan Potensinya Sebagai Agensia Hayati Walang Sangit (Leptocorisa orotorius (F)) Jurnal HPT Tropika. Vol. 10 (2): 154-161.
Gandjar, I., R. A.. Samson, K. Van Den Tweel-Vermeulen, A. Oetari, dan I. Santoso. 1999. Pengenalan Kpang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gandjar, Indrawati, W. Sjamsuridjal dan A. Oetari. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Gilman ,J.C. 1971. A manual of soil fungi. The lowa state university press. USA
Ginting., R.C ., Badia, R. Saraswati dan E.F Husen. 2006. Mikroorganisme Pelarut Fosfat . Pupuk Organic Dan Pupuk Hayati Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Bogor. 114-146.
Hyakumachi, M and M. Kubota. 2003. Fungsi As Plant Growth Promoter And Disease Suppressor .In : Fungal Biotechnology In Agricultura, Food And Environmental Application. Arora D.K (Ed) Marsel Dekker .Pp 101110.
Istanti. 2008. Biologi Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Mardiningsih, T.L., Triantoro, S.L., Tobing dan S. Rusli, 1995. Patchouli Oil Product as Insect Repellent. Indust. Crops. Res.
Maryanti, D. 2006. Isolasi dan Uji Kemampuan Bakteri Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanaman Pangan dan Semak. Padang. Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Mittal,V.O. Singh,H. Nayyar,J. Kaura dan R,Tewari. 2008. Stimulatory Effect of Phosphate- Solubilizing Fungal Strains on the Yield of Chicpea. Soil Biol. Biochem. Vol. 10 (2): 718-727.
Murali, M et al. 2012. Screening for Plant Growth Promoting Fungi and Their Ability for Growth promotion and Induction of Resistence in Pearl Millent Againt Downly Mildew Disaese. J Phytology Vol. 4 (5): 30-36.
Nautiyal, S.C. 1999. An efficient microbiological growth medium for screnning phosphate solubilizing microorganism. FEMS let. 265- 270.
Patten, C.L and B.R .Glick. 1996. Bacterial Biosynthesis Of Indole 3- Acetic Acid .Canadian Journal Of Microbiology. Vol. (4) 2: 207-220
Premono, E. 1994. Stabilitas Pseudomonas Putida Dalam Medium Pembawa Dan Potensinya Sebagai Pupuk Hayati. Vol. 1 (2) : 55-58