VIABILITAS BENIH BAWANG MERAH (Allium wakei Araki) PADA BERBAGAI LAMA PERENDAMAN DUA ZAT PENGATUR TUMBUH

Article History

Submited : Januari 29, 2021
Published : Juni 30, 2020

Proses penyimpanan benih bawang merah (Allium wakegi Araki.)yang tidak optimal dapat menurunkan viabilitas benih sehingga dibutuhkan suatu tindakan untuk meningkatkan mutu benih yaitu dengan melalui pemberian ZPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh ZPT ekstrak tauge dan sitokinin yang terbaik terhadap viabilitas benih bawang merah. Penelitian ini dilakukan dalam satu tahap, yaitu dengan tahap uji viabilitas benih menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu Faktor pertama yaitu jenis ZPT yang terdiri dua taraf perlakuan ZPT yaitu ekstrak tauge dan ZPT sitokinin. Faktor kedua yaitu lama perendaman yang terdiri atas empat taraf perlakuan 1) (tanpa perendamn), 2) (½  jam), 3) (1jam), 4) (1 ½ jam), dan 5) (2 jam),  sehingga  terdapat 30 unit percobaan masing-masing unit ditanam 30 benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ZPT dari ektraktauge memberikan pengaruh yang lebih dengan Lama perendaman 300 ml/l memberikan pengaruh lebih baik untuk waktu 2 jam pada kecepatan berkecambah, waktu berkecambah, volume akar 29 HST, berat basah daun, berat basah umbi, berat kering daun dan berat kering umbi.Antara ZPT  ekstrak tauge, sitokinin dan lama perendaman menunjukkan enteraksi dan memberikan hasil yang lebih baik pada kecepatan berkecambah, waktu berkecambah, panjang akar 29 HST  berat basah (daun, dan umbi) dan berat basah kering  (daun dan umbi) yang memberikan pengaruh interaksi sangat nyata.

Aziz A. H, Ete A, Bahrydin. 2013. Karakteristik Sumber Benih Bawang Merah Dari Berbagai Daeerah Sentra Produksi di Lembah Palu. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.

Campbell, et al. 2003.Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Direktorat Perbenihan, 2004. Kumpulan Surat Keputusan Menteri Pertanian Tentang Pelepasan Varietas. Direktorat Perbenihan Hortikultura. Jakarta.

Davies, P. J. (2010). The plant hormones: Their nature, occurrence, and functions. Department of Plant Biology. Cornell University, Ithaca, New York 14853, USA.

Hu, C.Y. and P.J. Wang. 1983. Meristem Shoot Tip and Bud Cultures. In D.A. Evans, W.R.Sharp , P.V. Ammirato and Y. Yamada (Eds). Hand Book of Plant Cell Culture. Vol 1. Technologies for Propagation and Breeding. Mac. Millan Publ. Co. N.Y. p. 177-227.

Justice, O.L. dan Bass, L.N., 2002.Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Khair, H; Meizal dan Z R Hamdan. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah Dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac L.) Agrium, 18 (2) : 130 – 138

Limbongon J. Dan Maskar, 2003. Potensi Pengembagan dan Ketersediaan Teknologi Bawang Merah Palu Di Sulawesi Tengah. Balai Pengkajian Pertanian Papua. Jurnal Litbang Pertanian, 22(3).

Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Marfiani, M., Y.S Rahayu. dan E, Ratnasari. 2014. Pengaruh pemberian berbagai konsentrasi filtrate umbi bawang merah rootone f terhadap pertumbuhan stek melati “rato ebu”. Jurnal Lentera Bio. 3(1): 73-76.

Maemunah dan Nuraeni, 2006.Mutu Benih Nangka (Arthocarpus integra Merr.) pada Berbagai Tingkat Kemasakan dan Lama Penyimpanan.Prosiding Seminar Nasional Perbenihan 2005.Hal 17 (1) : Tadulako University Press.

Mulyani, R dan KP, Candra. 2006. Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Hobsanol 5EC Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Jurnal Budidaya Pertanian. 12 (1): 58-67..

Nasahi, Ceppy. 2010. Peran Mikroba Dalam Pertanian Organik. Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran : Bandung.

Rauzana A., Marlina, dan Mariana, 2017. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tauge Terhadap Petumbuhan Bibit Lada (Piper nigrum Linn). Agrotropika Hayati Vol. 4 No. 3

Sadjad, S., E. Murniati dan S. Ilyas.1999. Perameter Pengujian Vigor beni.Dari Komperatif ke Simulatif. Jakarta: PT. Grasindo-PT. Sang Hyang Seri.

Setiaji. 1994. Biokimia Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sumpena, U. 2006. Respon Hasil, Viabilitas dan Vigor benih Mentimun (Cucumis Sativus L.) Kultivar satumus Terhadap pelakuan Atoni. Jurnal Agrivigor. 5 (3) : 287-929

.Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2002). Plant physiology and development(3rd ed.). Sinauer Associates, Inc., Publishers.Sunderland, Massachusetts.

Trisna, Nofika. 2013. Pengaruh Berbagai Jenis Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Stump Jati (Tectona grandis L.F). Warta Rimba vol. 1 No. 1

Ulfa, F. 2014. Peran Senyawa Bioaktif Tanaman Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Dalam Memacu Produksi Umbi Mini Kentang Solanum tuberosum L. Pada Sistem Budidaya Aeroponik. Disertasi Program Studi Ilmu Pertanian Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Waluyo, N dan R, Sinaga.2014. Bawang Merah yang di Rilis oleh Balai Penelitian Sayuran.Iptek Tanaman Sayuran No. 004, Januari 2015.Tanggal diunggah 21 Januari 2015.

Weaver, J. 1972. Plant Growth Substances in Agriculture. Buku. WH Freeman and Company. San Fancisco. 594 hlm.
Wróblewska, K. (2013). Benxyladenine effect on rooting and axillary shoot out growth of Gaura lindheimeri Engelm a gray cuttings. Hortorum Cultus, 12(3), 127–126.
Winarno, F.G. 1981. Dari Nilai Gizi Tauge sampai Noda Bitot. Kumpulan Pikiran dan Gagasan Tertulis. Pusbangtepa, IPB. Bogor.