Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi konsentrasi Kinetin dan Naptahalen Acetic Acid yang sesuai untuk pertumbuhan tunas nangka. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi Kinetin dengan Naptahalen Acetic Acid yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu Kinetin 2 ppm dengan penambahan NAA0,1 ppm, Kinetin 3 ppm dengan penambahan NAA0,1 ppm, Kinetin2 ppm dengan penambahan NAA 0,2 ppm dan Kinetin 3 ppm dengan penambahan NAA0,2 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Kinetin 2 ppm dengan penambahan NAA 0,2 ppm memberikan rata-rata saat muncul tunas tanaman nangka terbaik yaitu rata-rata 10,5 tunas per eksplan. Penambahan Kinetin 2 ppm dengan NAA0,2 ppm menghasilkan jumlah tunas terbaik yaitu 2,125 tunas per eksplan. Penambahan Kinetin 2 ppm dengan NAA0,2 ppmmenghasilkan jumlah daun terbaik yaitu 3helai daun.
Adelina, E., Tambing, Y. dan M. S. Saleh. 2007. Potensi pengembangan perbanyakan vegetatif nangka unggulan tahan kering asal Sulawesi Tengah. dalam prosiding hasil-hasil penelitian dan pengembangan di Sulawesi Tengah. Balitbangda Propinsi Sulawesi Tengah 122-129.
Ali, J., Bantte, K., and Feyissya, T., 2016 Protocol Optimization For In Vitro Shoot Multiplication of Jackfruit (Artocharpus heterophyllus L.) African. J.of. Biotechnology, 16(2), Pp. 87-90.
Ashrafuzzaman M, Kar S, Khanam D, and Prodhan SH., 2012. In Vitro Regeneration and Multiplication of Jackfruit (Artocharpus heterophyllus L). Res. J. Of Biol, 2(2):59-65.
Basri, Z., 2004. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas Tadulako Press : Palu
Gaba,V.P.2005. Plant Growth Regulator. InR.N. Trigiano and D.J.Gray (eds.) Plant Tissue Culture and Development. CRCPress. London.p.87-100.
George, E. F., dan P. D. Sherrington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Exegetics Limited. England.
Gunawan, L.W, 1998. Tehnik Kultur Jaringan Tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB, Bogor.
Hamed. A.M., E.A.M. Ali, and Boshra, E.S. 2007. In Vitro Propagation of Jackfruit (Artocarpus heterophyllus L.). J. Of Applied sciences Res. 3 (3) : 218 – 226.
Haq, N., 2006. Jackfriut (Artocarpus heterophyllus L.) international Center for Underutilized Crops. Southampton. UK.20P.
Hendrayono, D.P.S., dan A. Wijayani. 1994. Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman SecaraVegetatif Modern. Kansius Yogyakarta.
Kasim, H., 2007. Evaluasi Konsentrasi Benzylamino purin pada Pertumbuhan Bawang Merah (Allium cepa L.) Lembah Palu. Prosiding Seminar Nasional Pranata Laboratorium Pendidikan Universitas Hasanuddin 11 September 2017. Makasar.
Krikorian, A.D., 1995. Hormones In Tissue Culture And Micropagation In Plan Hormone: Phsycologic, Biochemistry And Molecular Biology. Kluwer Academic Pubrisher, New York.
Laisina, J.K.J. 2003. Konsentrasi Tanaman Sukrosa dan Agar Didalam Media Pelestarian In-Vitro Ubi Jalar Var. Sukuh. Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman. ISSN 2301-7287 (2).1.
Paramartha, Aisya Intan., D. Ermavitalini., dan S. Nurfadilah. 2012. Pengaruh Penambahan Kombinasi Konsentrasi ZPT NAA dan BAP terhadap pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium Taurulinum J.J Smith Secara In Vitro. Jurnal Sains dan Seni ITS. ISSN : 1(1) : 2301-928.
Pierrik, R.L.M 1971. Plant Tissue Culture as Motivation For The Syimposium dalam J.v Bragt et al [eds.]. Effects of Sterilisation on Components in Nutrient Media. Wagenint; Vennman and Zonen.
Raharja, P.C., 1994. Kultur Jaringan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Saad, A.I.M., and A.M. Elshahed. 2012. Plant Tissue Culture Media Intech, pp 29-40
Samekto, H., A.Supriantono dan D. Kristianto. 1995. Pengaruh umur dan bagian semaian terhadap pertumbuhan stek satu ruas batang bawah jeruk Japanese citroen. Jurnal Hortikultura 5 (1): 25-29.
Shyamalamma S, Chandra SB, Hedge M. Naryanswamy N (2008). Evaluation of genetic diversity in jackfruit (Artocarpus heteropyllus L.) based on amplified fragment length polymorphism markes genet. Mol. Res. 7(3):645-656.
Satyavathi, V.V., P.P. Jauhar, E.M. Elias, and M.B. Rao. 2004. Genomics, molecular genetic and biotechnology efects of growth regulators on in vitro plant regeneration. Crop Sci. 44:1839-1846.
Smith, R. H. 1992. Plant Tissue Culture : Techniques And Experiments. New York : Academic Press Inc.
Susilowarno, G.R., 2009. Siap Menghadapi Ujian Nasional 2010. Biologi SMA/MA. Grasindo, Jakarta.
Taji, M., W.A Dodd and RR. Williams, 1997. Plant Tissue Culture Practice. 3rd. University of New England Printery, Armide. NSW Australia.
Wattimena, T., 1987. Zat pengatur tumbuh tanaman. Laboratorium Kultur Jaringan (PAU) Bioteknologi IPB Bogor.
Widarti E. 2013 Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, Universitas Brawijaya Malang. 1(3) : 224-230
Yunarni, 2012. Studi Pembuatan Tepung dari Biji Nangka (Artocarpus heterophyllusL.) Makasar, Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin Makasar.
Yuniastuti, E., Praswanto, dan Harminingsih. 2010. Pengaruh Konsentrasi BAP terhadap Multiplikasi Tunas Anthurium ( Anthurium andracanum L.) pada Beberapa Media Dasar Secara Invitro. Fakultas Pertanian UNS jurusan Agroteknologi.
Yusnita. 2003. Kultur jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Zhang and P.G. Lemaux. 2005. Molecular aspect of in vitro shoot organogenesis In. R.N. Trigiano and D.J Gray: 173-185.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jambi. Bumi Aksar