ANALISIS KEMUNDURAN BENIH KAKAO (Theobroma cacao L.) BERDASARKAN LAMA PENGERINGAN
Article History
Submited : January 15, 2021
Published : April 29, 2020
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat perhatian untuk dikembangkan. Benih kakao termaksud rekalsitran yaitu benih yang tidak tahan dikeringkan peka terhadap suhu dan kelembaban rendah. Viabilitas benih rekalsitran hanya dapat dipertahankan sampai beberapa minggu atau beberapa bulan saja, meskipun disimpan pada kondisi optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemunduran benih kakao setelah pengeringananginan dan mengkaji hubungan lama pengeringanginan terhadap kadar air kritikal benih. Penelitian ini dilakukan dua tahap, tahap pertama uji viabilitas benih kakao di pesemaian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu perbedaan lama waktu pengeringan, tahap kedua yaitu uji viabilitas bibit menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu lama waktu pengeringan, benih yang dipindahkan adalah benih yang berkecambah normal pada tahap pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringanginan pada benih kakao mempengaruhi viabilitas kecambah yaitu semakin lama benih dikeringanginankan maka kadar air benih, persentase daya berkecambah, persentase potensi tumbuh semakin menurun dan persentase kecepatan berkecambah benih semakin lambat. Pengeringanginan benih juga mempengaruhi viabiltas pembibitan indeks vigor hipotetik yaitu semakin lama benih dikeringanginkan makan indeks vigor hipotetik semakin menurun. Pengeringanginan pada kakao klon S1 dengan kadar air 55,62% dan kakao klon S2 dengan kadar air 48,64% diperoleh selama 30 jam, merupakan batas kadar air kritikal benih kakao klon S1 dan klon S2.
Adelina dan Maemunah, 2009. Vigor Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Lama Penyimpanan Dan Invigorasi. Jurnal Agroland 16(3) : 206 - 212.
Adeninkinju, S.A., 1974. Analysis of growt patterns in cocoa seedlings as influenced by bean maturity. Cacao rest. Inst og Nigeria, Gambaria expl. Station expl. Agrie X. p: 141-147.
Agrawal R.L., 1980. Seed Technology. Oxford and IBH Publ. Co. New Delhi. 318 hal.
Artola, A., D.L. Santos, G. Garca, C. Aeda, G. Carrillo., 2003. A Seed Vigour Test for Birdsfoot Trefoil (Lotu corniculatos L.). Seed Science and Technology 31 (3): 753-757.
Bewley, J.D. and M. Black., 1994. Development regulation and maturation In Seeds, physiology of development and germination. Second Edition Plenum Press, New York and London,p. 117-145.
Copeland, L.O. and M.B. McDonald., 2001. Principle of Seed Science and Technology. 4th ed. Kluwer Academic Publisher. Massachusetts. 467p.
Farrant, J.M., N.M. Pammenter and P.Berjak., 1997. Subcellular organization and metabolic activity during the development of seeds the attain different levels of desiccation tolerance. Seed Science Research 7: 155-144
Hasanah, M., 2002. Peran Mutu Fisiologik Benih dan Pengembangan Industri Benih Tanaman Industri. Jurnal Litbang Pertanian. 21 (3) : 84 – 91.
Hasid, R., 1999. Pengaruh penurunan kada air terhadap perubahan fisiologi dan biokimiawi benih kakao (Theobroma cacao L.). Tesis. Program pasca sarjana IPB. Bogor. 82 hal.
Heydecker, W., 1972. Vigour In Viability of Seeds. Chapman and Hall, Ltd. 210-246 hal.
Justice, O. L. Dan L. N. Bass. 2002. Prinsip dan praktek penyimpan benih. CV Rajawali. Jakarta 444 hal.
King, M.W and E.H.Roberts., 1980. Maintenance of rsecalcitrant seeds in storage. H.F.Chin and E.H.Roberts (eds). Recalcitrant Crop Seeds. Tropical Press. SDN. BHD. Kuala Lumpu, Malaysia. P. 53-89.
Munandar, D.E., P. Rahardjo dan Slameto., 2004. Perkembangan teknik penyimpanan benih kakao dalam upaya pengembangan tanaman kakao di Indonesia. Prosiding Simposium Kakao 2004. Jogjakarta, 4—5 Oktober 2004. p. 185—195.
Ruhl, G.F., M. Dambroth and B. Biehl., 1992. Studies into the reason for sensitivities to cold and water stress of tropical seeds, using cocoa seeds as examples. Plant Research and Develompment 35: 7-43.
Sadjad., 1993. Dari Benih Kepada Benih, Gramedia, Widia Sarana, Jakarta. 144 hal.
Saleh, M.S., 1994. Deteriorasi Biokimiawi dan Benih Kakao Berkecambah Selama penyimpanan. J. Agroland, Vol 2 (6):1-5
Suhaeti, T., 1988. Metode Pengujian dan Perawatan Mutu Benih. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Proyek Pendidikan dan Latihan Dalam Rangka PengIndonesiaan Tenaga Kerja Pengusahaan Hutan, Bogor, 32 hal.
Suryanto, H., 2013. Pengaruh Beberapa Perlakuan Penyimpanan Terhadap Perkecambahan Benih Suren (Toona sureni). Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 2 No 1. Hal: 27-28.
Suseno, H., 1974. Fisiologi dan biokimia kemunduran benih. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, p; 42-48.
Sutopo, L., 1988. Teknologi Benih. CV Rajawati : Jakarta. Hal 4.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 67 hlm.
Tatipati, A., P. Yudono, A. Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo., 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpan an. Ilmu Pertanian. vol 11(2):76-87.