Integrasi Pasar Biji Kakao di Tingkat Petani Kabupaten Parigi Moutong dan Eksportir di Kota Palu
Article History
Submited : September 8, 2021
Published : August 26, 2019
Kakao merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Parigi Moutong. Sebagian besar usahatani adalah perkebunan rakyat. Hasil panen biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong dipasarkan langsung ke eksportir yang ada di Kota Palu melalui pedagang di tingkat kecamatan maupun pedagang provinsi, selanjutnya eksportir yang menjual ke negara tujuan. Harga biji kakao yang tinggi di tingkat pedagang dan eksportir belum dirasakan oleh petani kakao di Kabupaten Parigi Moutong. Masalah mendasar yang dihadapi petani biji kakao di Kabupaten Parigi Moutong adalah posisi tawar petani lemah dalam penentuan harga.Kondisi pasar yang tidak bersaing mempengaruhi perilaku lembaga pemasaran berupa mekanisme penentuan harga. Respon dan seberapa cepat perubahan harga tersebut dirasakan pada setiap lembaga pemasaran akan diketahui melalui analisis kinerja pasar. Hasil analisis integrasi pasar antara petani kakao di Kabupaten Parigi Moutong dengan eksportir di Kota Palu dalam jangka pendek tidak terintegrasi artinya perubahan harga kakao di tingkat eksportir tidak mempengaruhi harga kakao di tingkat petani. Namun, dalam jangka panjang terintegrasi artinya perubahan harga kakao di tingkat eksportir diikuti mempengaruhi harga di tingkat petani. Tidak terintegrasinya harga di tingkat eksportir terhadap harga di tingkat petani di Kabupaten Parigi Moutong sebenarnya dapat ditelusuri melalui saluran pemasaran.Bila petani dapat menjual ke eksportir dengan harga di tingkat eksportir maka margin tataniaga dapat ditekan. Tetapi, tidak ada petani yang menjual langsung ke eksportir, karena eksportir berada di Kota Palu, sehingga petani harus meluangkan waktu, dan mengeluarkan biaya transportasi dan konsumsi diperjalanan.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Sulawesi Tengah dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah
de Bragança, G. G. F., & Daglish, T. (2017). Investing in vertical integration: Electricity retail market participation. Energy Economics, 67, 355–365. https://doi.org/10.1016/j.eneco.2017.07.011
[Disbun] Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah 2018. Data Luas Lahan Biji Kakao di Kabupaten Parigi Moutong (ID): Disbun.
[Ditjen] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2004−2006. Biji Kakao. Jakarta (ID): Ditjen.
[Ditjen] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2018. Kakao. Jakarta (ID): Ditjen.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2014. Luas Areal Perkebunan Kakao Di Indonesia, . Jakarta (ID): Deptan.
Doré, E., Deshommes, E., Laroche, L., Nour, S., & Prévost, M. (2019). Study of the long-term impacts of treatments on lead release from full and partially replaced harvested lead service lines.Water Research, 149, 566–577. https://doi.org/10.1016/j.watres.2018.11.037
Farkas, R., & Yontcheva, B. (2019). Price transmission in the presence of a vertically integrated dominant firm: Evidence from the gasoline market. Energy Policy, 126, 223–237. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2018.11.016
Kizito, A.M. 2011. The Stucture, Conduct and Performance of Agricultural market Information Systems in Sub-Saharan Africa. [Dissertation]. Michigan (US): Michigan State University
Nair, K. P. P. (2010). Cocoa (Theobroma cacao L.). Dalam The Agronomy and Economy of Important Tree Crops of the Developing World (hlm. 131–180). https://doi.org/10.1016/B978-0-12-384677-8.00005-9
Pires, T. (2018).Measuring the effects of search costs on equilibrium prices and profits. International Journal of Industrial Organization, 60, 179–205. https://doi.org/10.1016/j.ijindorg.2017.10.007
Szőke, T., Hortay, O., & Balogh, E. (2019).Asymmetric price transmission in the Hungarian retail electricity market.Energy Policy, 133, 110879. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2019.110879
Vavra, P dan B.K Goodwin. 2005. Analysis of Price Transmission Along Food Chain. Working Papers OECD Food, Agriculture and Fisheries, No 3, OECD Publishing.
Witte, B.-C. (2013). Fundamental traders’ ‘tragedy of the commons’: Information costs and other determinants for the survival of experts and noise traders in financial markets. Economic Modelling, 32, 377–385. https://doi.org/10.1016/j.econmod.2013.02.030