PEMANFAATAN AMPAS AIR TAHU SEBAGAI PENAMBAH NUTRISI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUMBU
Article History
Submited : August 3, 2022
Published : August 1, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan ampas air tahu sebagai penambah nutrisi pada pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.) dengan sistem hidroponik sumbu. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Setia Budi Jl. Setia Budi, lrg. LDII, Palu, Sulawesi tengah. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Mei 2020. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) terdiri dari 6 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, dan menggunakan 5 tanaman dalam satu perlakuan sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 90 tanaman. Pemberian limbah cair tahu dengan perlakuan yaitu P0 sebagai kontrol, perlakuan P1 dengan konsentrasi 200 ml air ampas tahu, perlakuan P2 dengan konsentrasi 400 ml air ampas tahu, Perlakuan P3 dengan konsentrasi 600 ml air ampas tahu, perlakuan P4 dengan konsentrasi 800 ml air ampas tahu, dan P5 1000 ml air ampas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah cair tahu yang diberikan sebagai penambah nutrisi dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan serta hasil terhadap tanaman selada. Tinggi tanaman pada perlakuan P3 (600 ml) menghasilkan tanaman selada tertinggi dengan nilai rata-rata 14,78 cm, jumlah daun tanaman selada pada 7 HST P2 (400 ml) menghasilkan jumlah daun lebih banyak yaitu 4,25 helai, selanjutnya perlakuan terbaik pada hasil berat segar tanaman terdapat pada perlakuan P2 (400 ml) dengan nilai rata-rata 50,83 g, kemudian rata-rata berat segar akar yaitu 13,42 g pada perlakuan P2 (400 ml), dan panjang akar pada perlakuan P2 (400 ml) 23,3 cm.
Eko Siswoyo. (2011). Pengaruh Air Limbah Industri Tahu terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor). Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Vol. 9 No. 2: 105-113.
Internationals Osteoporosis Foundation. (2015). Calcium content of common foods. www.iofbonehealth.org. [Diakses pada 21 Maret 2015].
Karsono S. (2013). Pengenalan Sistem Hidroponik. Parung Farm, Bogor. 36 hlm.
Katarina Kriszia Lakscitra Intansari. (2011). Uji Removal BOD dan COD Limbah Cair Tahu Dengan Fitoremediasi Sistem Batch Menggunakan Tumbuhan Ganggang (Cerathophyllum demersum). Jurnal Teknik Lingkungan. Vol. 1 No. 2: 1- 6.
Kurniawan A. (2013). Akuaponik: Sederhana Berhasil Ganda. UBB Press: Pangkalpinang.
Mas’ud, H. (2009). Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng. 2 (2) : 131-136.
Novriani. (2014). Respon Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Asal Sampah.KLOROFIL IX(2):57–61.
Pracaya. (2009). Bertanam Sayur Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, J., S. Triyono, dan Suhandy, D. (2015). Pengujian Beberapa Nutrisi Hidroponik Pada Selada (Lactuca Sativa L.) Dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST) Termodifikasi. Teknik Pertanian,4 (2): 65-72.
Soeseno S. (1985). Bercocok Tanam secara Hidroponik. PT Gramedia, Jakarta.
Suprapti,M. Lies. (2015). Pembuatan Tahu, Yogyakarta, Kanisius.
Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Veranica In Haryanto, Supriyono, dan Samanhudi. (2015). Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tepung Aren dan Mikroorganisme Lokal Sebagai Larutan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bay Kailan (Brassica Oleracea) Dengan Sistem Hidroponik. Jurnal EL VIVO Vol. 3, no, 2, ISSN: 2339-1901, (September, 2015).
Vidianto, D. Z., S. Fatimah, dan C. Wasonowati. (2013). Penerapan Panjang Talang Dan Jarak Tanam Dengan Sistem Hidroponik Nft (Nutrient Film Technique) Pada Tanaman Kailan (Brassica Oleraceae Var. Alboglabra). Agrovigor, 6 (2): 128-135.