PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU (Allium Cepa L. Var. Aggregatum group)
Article History
Submited : August 4, 2022
Published : August 1, 2022
Bawang merah termasuk tanaman hortikultura yang paling banyak dikomsumsi masyarakat sebagai bahan campuran bumbu masak maupun menjadi olahan bawang goreng, dalam budidaya bawang merah selain memerlukan unsur hara tanaman juga memerlukan hormon tambahan yang dapat mempercepat proses pertumbuhan salah satunya yaitu dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) alami berupa air kelapa. Air kelapa mengandung auksin, sitokinin, fosfor dan kinetin yang berfungsi mempercepat pertumbuhan tunas dan akar. Oleh karena itu dengan menambahkan air kelapa pada tanaman bawang merah diharapkan mampu mempengaruhi pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah vareitas lembah Palu. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung mulai dari bulan agustus sampai dengan bulan Oktober 2019. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan yang dicobakan adalah konsentasi air kelapa muda yang terdiri dari 5 perlakuan yaitu 20% air kelapa, 40% air kelapa, 60% air kelapa, 80% air kelapa, 100% air kelapa. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi air kelapa pada tanaman bawang merah memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 15 HST dan berat segar daun umur 25 HST, dengan konsentrasi air kelapa terbaik yaitu pada konsentrasi 20%.
Campbell, Reece dan Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Ete, A. dan N., Alam. 2009. Karakteristik Mutu Bawang goreng Palu Sebelum Penyimpanan. Agroland 16 (4) : 273-280.
Harjadi, S. S. 2009. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Pustaka. Jakarta.
Khair H, M., dan Zailani R.H. 2013. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Bawang Merah dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Stek Tanaman Melati Putih (Jasminum sambac L.). Jurnal Penelitian. Program Studi Agroteknologi akultas Pertanian UMSU. Medan. vol 1 (1) : 36 – 47.
Kusuma, A. S, 2003. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Rootone-f Terhadap Keberhasilan Manglid. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Limbongan, J., dan Maskar. 2003. Potensi Pengembangan dan Ketersediaan Teknologi Bawang Merah Palu di Sulawesi Tengah. J. Litbang Pertanian 22 (3): 103-108.
Leovici, D., Kastono, dan E., tawarca. 2013. Pengaruh Macam dan Konsentrasi Bahan Organik Sumber Zat Pengatur Tumbuh Alami Terhadap Pertumbuhan Awal Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Vegetalika 3 (1) : 22-34.
Pamungkas, T. Febriani., S. Darmanti dan B. Raharjo. 2009. Pengaruh Pemberian Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek dan Kantong Semar (Paphiopedilum supardi braem dan loeb) Pada Media Khudson secara In Vitro. Mulawarna Scientifi. 10, No. 2 1412-498.
Salisbury, B., Ross, W. C. Diah, R. Lukman, Sumaryono, 2005. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 2. ITB. Bandung
Suryanto, E.2009. Air Kelapa dalam Media Kultur Anggrek, Gramedia pustaka: jakarta.
Seswita, D. 2010. Penggunaan Air Kelapa Sebagai Zat Pengatur Tumbuh Pada Multiplaksi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). In Vitro. Jurnal Littri, 16 (4) : 10-11.
Tuhuteru, S., M.L. Hehanusa, S.H.T. dan Raharjo, 2012. Pertumbuhan dan Pengembangan Anggrek (Dendrobium anosmum) Pada Media Kultur In Vitro dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa.
Yusnida, 2006. Pengantar untuk Mengenal Menanam Jamur. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Yong. W. H. Jean and G. Liya, 2009. Chemical Compotition and Biological Properties of Coconut (Cocosnucifera L.)Water. Nanyang University: Singapore.