PENGARUH JENIS RIMPANG DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Article History

Submited : November 2, 2022
Published : Oktober 14, 2022

Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk salah satu jenis tanaman rimpang yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut “kurkumin” dan juga protein, pati, serta zat-zat minyak atsiri. Tujuan dari penelitian ini Untuk mendapatkan komposisi media tanam yang baik pada setiap jenis rimpang bibit tanaman temulawak, Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antaran jenis rimpang dan komposisi media tanam bibit temulawak. Penelitian ini dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Waktu penelitian di mulai pada bulan April sampai bulan Juli 2019 Penelitian ini menggunakan rancangan acak petak terpisah yang terdiri dari 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 32 unit percobaan setiap unit percobaan terdiri dari dua polybag sehingga diperoleh 64 polybag. Adapun perlakuannya terdiri dari :M0 = Tanah, M1 = Tanah + Pasir, M2 = Tanah + Pasir + Pupuk kandang ayam, M3 = Tanah + Pasir+ Sekam padi bakar. Hasil Penelitian menunjukan bahwa  jenis rimpang berpengaruh nyata  terhadap munculya tunas, tinggi tanaman 10 MST dan 12 MST. Pada komposisi media tanam berpengaru nyata terhadap  jumlah daun. Interaksi terjadi pada tinggi tanaman berumur 4 MST, 6 MST, 8 MST dan panjang akar.

Addai, I.K. dan P. Scott, (2011). Influ-ennce of bulb size at planting on growth and development of the common hyacinth and lily. Agricul-ture and Bilogy Jurnal of North America. 2 : 298-314.

Ashari,(2000). Media Tanam Pada Berbagai Macam Tanaman Hias. Tenik Budidaya. Bogor.

Djamhari, S., (2010). Memecah Dormansi Rimpang Temulawak (Curcumin xanthorriza Roxh.) Menggunakan Larutan Atonik dan Stimulasi Perakaran Dengan Aplikasi Auksin. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 12(1): 66-70.

Hopkin, W.G. dan P. Norman., (2004). Introduction to Plant Physiology 3rd. edition. John Wiley & Sons, Inc. USA. 560 pp.

Megawati, Nirwan Sahiri dan Adrianton., (2016). Pengaruh Jenis Rimpang dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). e-J. Agrotekbis. 4 (3):244-251.

Rukmana, A.R., (1995). Temulawak Tanaman Rempah dan Obat. Yogyakarta: Kanisius.

Santosa, E., N. Sugiyama, M. Nakata dan O.N. Lee, (2006). Effect of Use Different Seed Corm Regions as Planting Materials on the Growth and Yield of Elephant Foot Yam. Jurnal Tropical Agriculture. 50:116-120.

Sudiarto dan M. Rohardjo., (2004). Wacana Mempercepat Pengembangan Tanaman Obat Indonesia. Majalah Warta. 10(2):16-20.

Sukarman, D., Rusmin dan Melati. 2005. Pengaruh asal sumber benih dan cara penyimpanan terhadap viabilits benih jahe (Zingibir officinale Rosc.). Prosiding Simposium IV Hasil Penelitian Tanaman Perkebunan, Bogor, 28-30 September 2004.321-327.

Yuniati. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional, Cetakan Pertama Med Press, Yogyakarta.

Wardiyati, T., Kuswanto, dan N. Azizah., (2012). Yield and Curcumin Content Stability of Five UB Clones of Temulawak (Curcumin xanthorrhiza Roxb.) Jurnal Agrivita. 34(3):233-238