TITIK IMPAS DAN HARGA POKOK PRODUKSI ABON IKAN PADA IKM RAJA BAWANG DI KOTA PALU
Ali Zaenal, Sisfahyuni Sisfahyuni, Erny Erny
IKM Raja Bawang merupakan salah satu industri yang memproduksi abon ikan di Kota Palu dengan produksi berfluktuasi dengan rata-rata produksi abon ikan tuna sebesar 87 Kg/pertahun. Permasalahan yang dihadapi industri tersebut yakni terbatasnya bahan baku yang secara tidak langsung berdampak produksi, penjualan dan pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pendapatan, berapa besar titik impas yang dicapai IKM Raja Bawang, dan berapa besar harga pokok produksi menggunakan metode full costing dan variabel costing pada IKM Raja Bawang di Kota Palu. Analisis data yang digunakan adalah analisis break event point (BEP), metode full costing dan variable costing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan rata-rata usaha pengolahan abon ikan yang diperoleh IKM Raja Bawang untuk kemasan 100 gram adalah sebesar Rp.3.252.635 per bulan, untuk kemasan 200 gram sebsesar Rp. 3.192.885/bulan. Titik impas terjadi pada bulan April untuk kemasan 100 gram yaitu pada saat penerimaan sebesar Rp. 1.566.091, sedangkan untuk kemasan 200 gram yaitu pada
saat penerimaan sebesar Rp. 1.741.426. Harga Pokok Produksi yang dilakukan IKM Raja Bawang relatif rendah dibandingkan metode full costing dan variable costing, yakni sebesar Rp.102.312/Kg, sedangkan harga pokok produksi dengan metode full costing sebesar Rp.210.039/Kg dan berdasarkan metode
variabel costing sebesar Rp.172.843/Kg.
Talas merupakan jenis umbi-umbian yang banyak memiliki manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu talas sudah banyak dikenal masyarakat, namun tidak sepopuler dengan jenis umbi-umbian yang lain. Salah satu rumah produksi yang mengolah talas menjadi keripik ialah Lecker Jaya Waluyo yang berada di
Kota Palu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah talas setelah diolah menjadi keripik talas. Analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis nilai tambah dengan metode hayami serta responden yang diambil secara sengaja (purposive), responden yang diambil dalam
penelitian ini terdiri dari 1 orang pimpinan dan 2 orang karyawan produksi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa produksi keripik talas selama bulan April menggunakan 300 Kg talas dan menghasilkan sebanyak 140 kg keripik talas mendapatkan nilai tambah Rp30.941/Kg, dengan keuntungan sebesar
Rp29.888,25/Kg atau sebesar 96,59% yang berarti tingkat keuntungan yang didapatkan pada rumah produksi Lecker Jaya Waluyo dari produk keripik talas meningkatkan pertumbuhan ekonomi rumah produksi sehingga dapat disimpulkan pada produksi talas menjadi keripik talas terdapat adanya nilai tambah.
ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN NELAYAN PANCING ULUR DAN PANCING TONDA DI DESA SONI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLI-TOLI
Firmansyah Firmansyah, Alimudin Laapo, Erny Erny
Masyarakat nelayan di Desa Soni menggunakan dua alat pancing dengan sasaran jenis ikan yang berbeda. Perbedaan jenis ikan dan pengoprasian dua alat pancing menyebabkan perbedaan suatu pendapatan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pendapatan nelayan Pancing Ulur dan Pancing Tonda di Desa Soni. Penentuan responden dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Sampel random sampling. Analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan dan analiasis paired sampel t-test. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan nelayan Pancing Ulur rata-rata sebesar Rp. 310.239, sedangkan rata-rata pendapatan nelayan Pancing Tonda sebesar Rp.382.784, berdasarkan nilai tersebut, maka
Pendapatan pancing Tonda lebih besar dari pada Pancing Ulur. Hasil uji paired sampel t-test, menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan nelayan Pancing Ulur dan nelayan Pancing Tonda.
ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA MENJADI KOPRA DI DESA ALINDAU KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA
Debi Febrianti, Rustam Abd Rauf, Moh Alfit A. Laihi
Buah kelapa merupakan bagian yang paling bernilai ekonomis, karena buah kelapa dapat menambah produk kelapa pada berbagai macam produk olahan seperti minyak kelapa, gula kelapa, dan daging buah kelapa yang berwarna putih dan keras dapat diambil dan dikeringkan hingga menjadi produk yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi dan menjadi komoditi dagang yang bernama kopra, namun permasalahan yang sering dihadapi para petani kelapa
adalah kelebihan stok kopra dipasaran yang menjadi penyebab turunnya harga kopra karena produksi kopra di kalangan petani meningkat, dimana produksi yang melimpah berdampak pada kopra. terhadap penurunan harga kopra sehingga menyebabkan fluktuasi harga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang diperoleh petani dari pengolahan kelapa menjadi kopra di Desa Alindau Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala. Analisis data yang digunakan adalah analisis nilai tambah metode hayami yang merupakan metode yang baik dan dapat digunakan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diperoleh pelaku rantai pasok untuk menentukan nilai output dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan keuntungan yang diterima petani kelapa Desa Alindau dalam satu kali panen/triwulan sebesar Rp469,16/kg, koefisien tenaga kerja sebesar 0,002 dan rasio nilai tambah sebesar 0,39%. Pengolahan kelapa menjadi kopra di Desa Alindau memberikan nilai tambah sebesar Rp 657,16 dan tingkat keuntungan yang diberikan sebesar 0,71%.
MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU RONO KRIUK PADA IKM RAJA BAWANG DI KOTA PALU
Anton Nugroho Saputra, Hadayani Hadayani, Wira Hatmi
IKM Raja Bawang merupakan salah satu produsen rono kriuk, industri ini terletak di jalan Abd Rahman Saleh Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak pembelian bahan baku ekonomis (EOQ) untuk persediaan bahan baku rono kriuk, mengetahui berapa biaya besar persediaan pengamanan (Safety Stock) bahan baku rono kriuk, mengetahui kapan waktu yang tepat bagi industri, untuk melakukan pemesanan kembali (ROP) terhadap persediaan bahan baku rono kriuk, dan mengetahui berapa total biaya persediaan bahan baku rono kriuk pada industri “Raja Bawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pemesanan ekonomis (EOQ) bahan baku rono pada periode bulan Januari-Desember 2022 dengan rata-rata sebesar 31,89 kg/produksi. persediaan pengaman (Safety Stock) yang harus selalu tersedia pada IKM Raja Bawang sebesar 7 kg/produksi, pemesanan kembali/ROP IKM Raja Bawang harus melakukan pemesanan kembali pada periode bulan Januari-Desember 2022 saat jumlah persediaan bahan baku tersisa sebesar 38,89 kg, dan total biaya persediaan bahan baku ikan rono yang dilakukan IKM Raja Bawang rata-rata sebesar Rp.94.749,52.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI SELADA HIDROPONIK SISTEM DFT KE SISTEM NFT DI PT. NINA AGRO JAYA DESA POMBEWE KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
Andre Ahmad Fahrurazi, Sulaeman Sulaeman, uput Puspitasari Syamdi BS
Hidroponik adalah budidaya menanam tanpa menggunakan media tanah melainkan dengan cara memanfaatkan air, dan pada prinsip dasar hidroponik dibagi menjadi dua yaitu DFT (Deep Flow Technique) dan NFT (Nutrient Film Technique). Peningkatan produksi dengan sistem dan peluang yang kurang menguntungkan berpengaruh pada ketidakmasimalan keuntungan pendapatan usahatani hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan sistem hidroponik DFT ke sistem NFT berdasarkan kondisi faktor internal dan eksternal pada usahatani PT. Nina Agro Jaya. Penentuan responden ditentukan secara purposive sampling, jumlah responden sebanyak 13 orang, yaitu pimpinan dan staff PT. Nina Agro Jaya, serta mitra PT. Nina Agro Jaya dan konsumen tetap PT.
Nina Agro Jaya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengembangan di PT. Nina Agro Jaya berada pada strategi SO yaitu kuadran I, artinya pada posisi ini perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara menggunakan kekuatan yang dimiliki. Alternatif strategi yaitu: (a) Memanfaatkan penggunaan alat dan bahan hidroponik yang sudah memenuhi kualifikasi standar nasional, penggunaan varietas benih unggul, dan pengendalian secara. Tempat usaha yang cukup luas agar dapat memaksimalkan potensi pengembangan usahatani hidroponik. (b) Memanfaatkan media sosial dan website dalam penjualan dalam lajunya perkembangan penggunaan teknologi dan informasi dalam pemasaran, sehingga memudahkan perusahaan dalam melakukan promosi kepada konsumen. (c) Banyaknya penyelenggaraan event atau pameran tanaman pangan yang diadakan dapat dimanfaatkan sehingga berpotensi nilai tambah selada.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDAPATAN PETANI PALA DI DESA SINTUWU RAYA KECAMATAN SIDOAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Gita Geby Mboka, Yulianti Kalaba, Hardiyanti Sultan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan petani pala di Desa Sintuwu Raya Kecamatan Sidoan Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sintuwu Raya Kecamatan Sidoan Kabupaten Parigi Moutong pada bulan Mei 2022 sampai Januari 2023. Metode penentuan responden yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu metode sampel acak sederhana (Simple random sampling) sebanyak 40 petani pala. Alat analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda denga program IBM SPSS 25.Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel jumlah produksi (X1), harga jual biji pala (X2), harga pestisida (X3), dan upah tenaga kerja (X4) secara simultan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani pala. Secara parsial jumlah produksi (X1), harga jual biji pala (X2), harga pestisida (X3), berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani pala sedangkan upah tenaga kerja (X4) berpengaruh tidak nyata terhadap petani pala di Desa Sintuwu Raya Kecamatan Sidoan Kabupaten Parigi Moutong.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA SAMALILI KECAMATAN SOJOL KABUPATEN DONGGALA
Uliana Uliana, Rustam Abd Rauf, Siti Yuliaty Chansa Arfah
Faktor-faktor produksi merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses produksi, jika salah satu
faktor pruduksi tidak terpenuhi maka proses produksi berjalan kurang maksimal. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang
memengaruhi produksi padi sawah berup luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk phoska dan tenaga
kerja terhadap produksi padi sawah di Desa Samalili Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 sampai Maret 2023, metode pengambilan
sampel yang digunakana adalah sampel acak sederhana dengan responden 33 petani. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dari
observasi dan wawancara secara langsung menggunakan daftar pertanyaan berupa (Quisioner),
sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini.
Analisis data yang digunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglas. Hasil analisis menunjukkan
bahwa semua variabel luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk phoska, dan tenaga kerja secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh nyata terhadap produksi padi sawah, hal ini ditunjukkan
dengan niali R Squer 0,978 %. Secara parsial menunjukkan bahwa nilai koefisien yang dihasilkan
setiap variabel yaitu luas lahan (X1) = 0,0335%, benih (X2) = 0,089% dan pupuk ure (X3) = 0,117% yang artinya berpengaruh terhadap produksi padi sawah sedangkan variabel pupuk phoska (X4) =
0,025% dan tenaga kerja (X5) = 0,013, berpengaruh tidak nyata terhadap produksi padi sawah di
Desa Samalili Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala.
ANALISIS NILAI TAMBAH NILAM MENJADI MINYAK ATSIRI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA PENYULINGAN NILAM DI DESA SIOYONG KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA
Harma Harma, Rustam Abd Rauf, Siti Yuliaty Chansa Arfah
Nilam adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang umumnya dimanfaatkan bagian daunnya untuk diekstraksi minyaknya. Harga yang terbilang bagus dan mudah dalam pembudidayaan membuat petani gencar menanam nilam. Industri rumah tangga penyulingan nilam Desa Sioyong merupakan salah satu industri yang memproduksi nilam menjadi minyak nilam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dalam memproduksi nilam menjadi minyak nilam. Penelitian ini dilaksanakan di desa Sioyong Kecamatan Dampelas pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2023. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan responden yaitu pimpinan industri penyulingan nilam dengan menggunakan daftar pertanyaan (quisioner) sedangkan data sekunder diperoleh dari instansiinstansi terkait dan literatur-literatur yang diperlukan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nilai tambah dengan menggunakan metode hayami. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai tambah yang diperoleh sebesar Rp.4.950, besarnya rasio nilai tambah sebesar 0,426%. Industri penyulingan nilam yang memproduksi minyak nilam memiliki nilai tambah, hal ini disebabkan oleh harga minyak nilam yang cukup tinggi.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA DALAM DI DESA PARANGGI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Irfan Irfan, Ali Akrab, Dian Safitri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pendapatan usahatani kelapa dalam di Desa
Paranggi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
sampai Agustus 2023. Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana dimana
unsur dalam semua populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian.
Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan (π=TR-TC). Data yang digunakan yaitu data
primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa total rata-rata penerimaan petani dalam
satu kali panen adalah Rp.5.529.000/Ha/MP, Sedangkan total biaya yang dikeluarkan para petani
dalam satu kali panen adalah sebesar Rp.2.912.802/Ha/MP. Dengan demikian total pendapatan petani
kelapa dalam di Desa Paranggi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong dalam satu kali
musim panen adalah sebesar Rp.2.616.198/Ha/MP.
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO II KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
Mila Kusrianingsih, effendy Surentu, Sulmi Sulmi
Padi (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Padi merupakan
sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian besar dibudidayakan sebagai padi sawah.
Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Termasuk padi sawah adalah padi rendengan,
padi gadu, padi gogo rancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rembesan, dan lain-lain. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani padi sawah di Desa Sidondo II
Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Metode penelitian yang digunakan dalam pengambilan
sampel yaitu metode Simple Random Sampling sebanyak 37 petani responden padi sawah. Analisis
yang digunakan adalah analisis pendapatan. Produktivitas atau kemampuan lahan petani responden
Desa Sidondo II menghasilkan produksi dikatakan sangat produktif karena melebihi rata-rata
produktivitas beberapa desa di Kecamatan Sigi Biromaru. Hasil penelitian menunjukan rata-rata
pendapatan (π) yang diperoleh petani adalah sebesar Rp. 11.086.235,00/Ha/MT, dimana hal tersebut
dipengaruhi oleh besarnya produksi yang diperoleh petani. Besarnya produksi dipengaruhi oleh
kemampuan petani mengelola sarana produksinya, sehingga produksi yang diperoleh cukup tinggi
dengan biaya yang cukup rendah.
PEMASARAN BERAS DI DESA PURWOSARI KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Ni Kadek Novianti, Sisfahyuni Sisfahyuni, Erny Erny
Pemasaran menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dari produsen hingga
sampai ke konsumen akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bentuk saluran pemasaran,
margin pemasaran, bagian harga yang diterima petani, dan efisiensi pemasaran beras di Desa
Purwosari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan Analisis
Deskriptif untuk Bentuk Saluran Pemasaran, Analisis Margin Pemasaran dan Total Margin Pemasaran
(MT), Bagian Harga yang Diterima Petani (SF), dan Efisiensi Pemasaran (Eps). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni 2023 sampai bulan Agustus 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat dua bentuk saluran pemasaran beras yang ada di Desa Purwosari yaitu: 1.) Petani
Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen. 2.) Petani Pedagang Pengumpul Pedagang
Besar Pedagang antar Provinsi Konsumen. Margin pemasaran beras yang diperoleh di Desa
Purwosari pada saluran pemasaran pertama yaitu Rp.2000/Kg, dan pada saluran pemasaran kedua
yaitu sebesar Rp.3.000/Kg. Bagian harga yang diterima petani dari pemasaran beras pada saluran
pemasaran pertama yaitu sebesar 83,33%, dan bagian harga yang diterima petani pada saluran
pemasaran kedua sebesar 76,92%. Nilai efisiensi pemasaran beras di Desa Purwosari pada saluran
pemasaran pertama yaitu 1,77%, dan nilai efisiensi pemasaran beras pada saluran pemasaran kedua yaitu 2,47%. Sehingga dari kedua saluran tersebut saluran yang paling efisien yaitu saluran pemasaran
pertama dengan nilai efisiensi sebesar 1,77%.
EFISIENSI PEMASARAN CENGKEH DARI DESA SIGEGA BERSEHATI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Nomiati Alini Polume, Marhawati Mappatoba, Ali Akrab
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi
pemasaran cengkeh dari Desa Sigega Bersehati Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi
Moutong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan Agustus 2023 di Desa Sigega
Bersehati. Responden yang dijadikan sampel terdiri dari petani cengkeh, pedagang pengumpul dan
pedagang besar. Pengambilan sampel petani menggunakan metode purposive yaitu sebanyak 10 orang
responden. Pengambilan sampel pedagang pengumpul dan pedagang besar menggunakan metode
snowball sampling yaitu sebanyak 3 pedagang. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis margin pemasaran, farmer’s share dan
efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total margin pemasaran yaitu Rp.10.000.-
dengan margin pada masing-masing lembaga pemasaran sebesar Rp.5.000.-. Hasil analisis farmer’s
share menunjukkan bahwa bagian harga yang diterima petani tinggi yaitu 92% sesuai dengan kriteria
>50% efisien. Hasil analisis efisiensi pemasaran cengkeh yaitu 1,33% dengan demikian pemasaran
cengkeh dari Desa Sigega Bersehati efisien sesuai dengan kriteria 0-33% sama dengan efisien.
TINJAUAN PEMANFAATAN DANA BAGI HASIL (DBH) SAWIT YANG DISALURKAN DI KABUPATEN TOLITOLI
Rakhmat Rakhmat
Dana Bagi Hasil (DBH) Perkebunan Sawit adalah DBH yang dialokasikan berdasarkan
persentase atas pendapatan dari bea keluar dan pungutan ekspor atas kelapa sawit, minyak kelapa
sawit mentah dan produk turunannya. DBH sawit merupakan Transfer ke Daerah. Pemerintah telah
memprioritaskan penggunaan DBH Sawit berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia, Nomor : 91 Tahun 2023 yakni pembagian persentase 80% diperuntukkan untuk
pembangunan dan pemeliharaan Infrastruktur jalan, 20% penggunaan untuk kegiatan lainnya. Tulisan
ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan DBH sawit yang disalurkan di Kabupaten
Tolitoli, menggunakan metode kajian dokumen dan metode observasi partisipatif dengan teknik
penyajian bersifat deskriptif berdasarkan data sekunder. Dari hasil pembahasan dan analisis pada
kajian ini ditemukan kesimpulan bahwa pemanfaatan DBH sawit yang disalurkan di Kabupaten
ANALISIS TITIK IMPAS DURIAN MONTONG DALAM KEMASAN PADA INDUSTRI CV. BANUA PERTANIAN DI KOTA PALU
Rafika Oqta, Hadayani Hadayani, Ali Akrab
Industri CV. Banua Pertanian mengolah durian montong menjadi durian montong dalam
kemasan. Harga Bahan Baku yang berfluktuasi menyebabkan harga penjualan pada bulan April, Mei
dan Juni juga berbeda sehingga dapat mempengaruhi pendapatan. Penentuan lokasi dan responden
dilakukan secara sengaja (Purposive). Jumlah responden sebanyak 4 orang. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis titik impas. Hasil penelitian menunjukkan titik impas durian montong dalam
kemasan 500 gram bulan April harga Rp.59.000 dicapai pada volume produksi 305 kemasan sehingga
diperoleh penerimaan Rp.17.995.000. Bulan Mei harga Rp.57.500 dicapai pada volume produksi 297
kemasan dan penerimaan Rp17.077.500,
-. Bulan Juni harga Rp.50.000 dicapai pada volume produksi
364 kemasan dan penerimaan Rp.18.200.000. Apabila industri melebihi volume produksi, penerimaan
dan total biaya pada posisi titik impas berarti industri memperoleh keuntungan. Sebalikanya, jika hasil
produksi industri dibawah volume produksi berarti industri mengalami kerugian, dan apabila
mencapai volume produksi dengan penerimaan dan total biaya pada posisi titik impas berarti industri
tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.