PERTUMBUHAN JENIS EKSPLAN APEL (Malus sylvestris Mill. var. Fuji) PADA KOMPOSISI ZAT PENGATUR TUMBUH BERBEDA

Article History

Submited : Desember 5, 2023
Published : Januari 5, 2024

Pertumbuhan tanaman dalam kultur jaringan ditentukan oleh berbagai faktor, seperti jenis eksplan dan komposisi ZPT yang digunakan.  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari jenis eksplan, komposisi ZPT serta kemampuan pertumbuhan setiap jenis eksplan pada berbagai komposisi ZPT yang dicobakan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako dari bulan Oktober 2022 sampai Februari 2023.  Penelitian ini disusun berdasarkan pola Rancangan Petak Terpisah dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Petak utama adalah jenis eksplan yang terdiri atas dua aras, yaitu pangkal dan pucuk. Anak petak adalah komposisi zat pengatur tumbuh yang terdiri atas empat kombinasi, yaitu 1). 2 ppm BAP + 0,2 ppm NAA; 2). 3 ppm BAP + 0,4 ppm NAA; 3). 3 ppm Kinetin + 0,2 ppm NAA; 4). 3 ppm Kinetin + 0,4 ppm IAA. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 32 satuan percobaan. Variabel yang diamati yaitu kecepatan muncul tunas, jumlah tunas, jumlah daun, tinggi planlet dan warna kalus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi ZPT 2 ppm BAP dan 0,2 ppm cenderung lebih mendukung pertumbuhan eksplan pucuk pada apel varietas Fuji walaupun tidak signifikan secara statistik. Media kultur yang disuplai 2 ppm BAP dan 0,2 ppm NAA cenderung lebih baik bagi pertumbuhan apel varietas Fuji pada kedua jenis eksplan yang ditunjukkan dengan pembentukan tunas dan daun yang relatif lebih banyak. Penggunaan eksplan pucuk lebih baik bagi pertumbuhan apel varietas Fuji dengan ditunjukkan pembentukan daun paling banyak serta jumlah maupun kecepatan muncul tunas yang cenderung lebih banyak dan lebih cepat.  

Asra, R., Samarlina, R. A dan Silalahi, M. (2020). Hormon Tumbuhan. Jakarta: UKI Press.
Badan Pusat Statistik, 2021. Produksi Tanaman Buah-buahan 2021. (Online): https://www.bps.go.id/indicator/55/62/1/produksi-tanaman-buah-buahan.html, Diakses tanggal 10 Mei 2022.
Edwards, A.J., Gomez, E.D., 2008. Konsep dan Panduan Restorasi Terumbu: Membuat Pilihan Bijak di Antara Ketidakpastian. Terjemahan Yusri, S., Estradivari, N.S. Wijoyo dan Idris, Yayasan TERANGI. Jakarta.
Erawati, D.N., Mawaddah, Y., Humaida, S., Wardati, I., 2021. Optimasi Konsetrasi Kinetin dan Benzyl Amino Purine pada Kultur Tunas Vanili (Vanilla plafolia). Jurnal Ilmiah Inovasi. 21(1): 54-57.
FAOSTAT database (Food and Agriculture Organization of The United Nations), 2018. Apple Production, faostat.fao.org. Diakses 3 Februari 2023.
Lawalata, I.J., 2011. Pemberian Beberapa Kombinasi ZPT terhadap Regenerasi Tanaman Gloxinia (Siningia speciosa) dari Eksplan Batang dan Daun secara in vitro. The journal of Experimental Life Science. 1(2): 84-87.
Lintong, R.T., Mandang, J.P. dan Lengkong, E.F., 2022. Pertumbuhan dan Morfogenesis Krisan (Chrisanthemum morifolium) Kulo dengan Eksplan Pucuk dan Nodus pada Media MS yang Diberi Benzil Amino Purin (BAP). AGRO-SOSIOEKONOMI. 18(1): 239-246.
Mahadi I, Syafi’i Y, Sari. 2016. Induksi Kalus Jeruk Kasturi (Citrus microcarpa) Menggunakan Hormon 2,4-D dan BAP dengan Metode In Vitro. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 21(2): 8489.
Mastuti, R., 2017. Dasar Dasar Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang: UB Press.
Mulyono, D., 2010. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Auksin: Indole Butiric Acid (IBA) dan Sitokinin: Benzil Amino Purine (BAP) dan Kinetin dalam Elongasi Pertunasan Gaharu (Aquilaria beccariana). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 12(1): 1-7.
Ramesh, Y., Ramassamy, V., 2014. Effect of Gelling Agents in In Vitro Multiplication of Banana var. Poovan. International Journal Advanced Biology Research. 4(3): 308-311.
Rozaliana, L.A.M. Siregar, dan E.S. Bayu. 2013. Pengaruh α-Benzil Amino Purina dan α-Asam Asetat Naftalena terhadap Pembentukan Tunas Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.) Secara In-Vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3): 626-637.
Samudin, S. 2009. Pengaruh Komposisi Media Terhadap Inisiasi Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill). J. Agroland. 16(3): 193-198.
Sari, Y. P., Kusumawati, E., Saleh, C., Kustiawan, W., & Sukartingsih, S. (2018). Effect of Sucrose and Plant Growth Regulators on callogenesis and Preliminary Secondary Metabolic of Different Explant Myrmecodia Tuberosa. Nusantara Bioscience. 10(3): 183–192.
Strosse, H., I. Van den Houwe, and B. Panis., 2004. Banana Cell and Tissue Culture: Cellular, Molecular Biology and Induced Mutations. Polymouth, U.K: Science Publishers Inc.
Utomo, T. P., Argo, B. D., dan Nugroho, W. A. 2015. Pengaruh Penambahan Gula dan Asam Askorbat pada Pengolahan Minimal Terhadap Kualitas Fisik Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris Mill). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(2): 192-198.
Yuniastuti, E., Praswanto, Harminingsih., I., 2010. Pengaruh Konsentrasi BAP terhadap Multiplikasi Tunas Anthurium (Anthurium andraeabum Linden) pada Beberapa Media Dasar Secara In Vitro. Agriculture. 25(1): 1-8.
Yusnita, Y., Jamaludin., Agustiansyah., Hapsoro, D., 2018. Combination of IBA and NAA Resulted in Better Rooting and Shoot Sprouting than Single Auxin on Malay Apple (Syzygium malaccense L.) Merr. and Perry Stem Cuttings. Agrivita Journal of Agricultural Science. 40(1): 80–90.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara.