ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SALAK DI DESA TAMARENJA KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

Article History

Submited : Oktober 14, 2022
Published : Oktober 14, 2022

Buah-buahan berperan dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satunya ialah tanaman hortikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial dan berorientasi agribisnis adalah salak. Salak (Salacca zalacca) yang termaksud famili palmae, yang serumpun dengan tanaman kelapa, kelapa sawit, aren (enau), palem dan pakis yang bercabang rendah dan tegak. Tanaman salak dapat bertumbuh dan berproduksi secara optimal di daerah dataran rendah sampai ketinggian 400 m dpl dengan iklim tropika basah.Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani salak di Desa Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata Kabupaten Donggala. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari sampai Bulan April 2020. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive). Penentuan responden dilakukan dengan metode sampel acak sederhana (simple random sampling) dimana responden yang telah dipilih memiliki hak untuk dipilih kembali. Penelitian ini menggunakan analisis Revenue Cost Ratio (R/C-ratio atau dikenal dengan perbandingan (nisbah) antara Total Revenue (TR) dan Total Cost (TC), dimana apabila a = 1, berarti usahatani salak tidak untung dan tidak rugi atau impas,selanjutnya bila a < 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak diusahakan, dan jika a > 1, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Analisis Kelayakan Usahatani Salak di Desa Tamarenja sebesar Rp 4,96, maka dinyatakan Usahatani Salak di Desa Tamarenja layak diusahakan dengan nilai TR/TC >1  yaitu 4,96 yang artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1.000 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4.960. Rata-rata luas lahan responden adalah sebesar 0,68/ha, rata-rata biaya tenaga kerja  sebesar Rp. 825.000, rata-rata biaya pengunaan pupuk sebesar Rp. 204.000/0,68ha atau jika dikonversikan Rp.298.901/ha, rata-rata biaya penggunaan pestisida adalah sebesar Rp. 48.375/0.68ha atau jika dikonversikan Rp. 70.879/ha.

Gustini,D.,S.Fatonah, dan Sujarwati. 2012. Pengaruh Rootone F dan pupuk Bayfolan terhadap pembentukan akar dan pertumbuhan anakan salak Pondoh (Salacca edulis Reinw). Biospecies. 5(1): 8-13

Huda. 2014. Analisis Pendapatan Uasahatani Padi Sawah di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. E-Jurnal Agrotekbis Vol. 1, No 2.

Nazaruddin dan Kristiawati, 1997. Varietas Salak. Jakarta: penebar swadaya Jakarta.

Ridwan,2005, Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Administrasi Dan Manajemen. Bandung.

Soedrya, P. 2009. Budidaya Usaha Pengelolahan Agbisinis Nanas. Bandung : Pustaka Grafita.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soekartawi. dkk. 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press, Jakarta

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. CV Nuansa Aulia. Bandung.

Umar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Prihatman, K. 2000. Salak Pondoh. http//: waritek.ristek.go.id/pertanian/salak pondoh.pdf. [15 Maret 2019].

Pradipta, I. 2011. Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Snack Bars Tempe dengan Penambahan Salak Kering. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Surakarta. (Skripsi Teknologi Hasil Pertanian).